Hari yang indah
yaitu saat berhasil melewati masalah dan merenungkannya kembali saat malam tiba
untuk menjadi pelajaran besok atau esok hari.
Menuturi sedikit
demi sedikit serpihan cermin yang terserak tak satu tempat, kadang menusuk
tangan yang suci tapi harus di punguti agar puzzle diri tersusun rapi dalam
kematangan sikap dan kedewasaan diri sehingga cita itu terbeli oleh tangan
kecil ini.
Tak lupa tiap
serpih yang ku pungut satu persatu selalu ku cerminkan muka ini agar aku tau
mana yang sudah dan belum terisi.
Memang tak mudah
untuk kita bila hanya menjelaskan bahwa kita orang baik dan niat kita baik
dalam hidup ini.
Dalam
ketidak-tentuan rasa yang menyepi dan angkuhnya uluran harap dari tangan-tangan
terkasih, diri ini selalu mencoba menyemangati dirinya sendiri.
Bercakap ringan
dan tajam dalam do'a dengan Tuhan.
Sabar ku ikat erat
di dada, semangat ku kalungkan di jiwa, tegar ku letakkan di pundak, bertahan
jadi alas kaki untuk melangkah lebih lama sebentar dibanding yang lain, tindak
jadi sapu tangan,
Sebab aku percaya Tuhan memberiku kekuatan yang
ukurannya lebih besar dari pada masalah yang ku panggul karena setiap
rencanaNya pasti untuk kebaikanku.
ku belum tahu, Dia
sudah tahu.
Jadi apalagi yang
harus diragukan?
Resah sirna sudah,
jadi bara untuk mulai menuturi lagi.
By: Risnawati (Facebook: Nina Yahya)
By: Risnawati (Facebook: Nina Yahya)
Posting Komentar