Pengembangan Keterampilan Membaca dalam PIPS
Tugas Mandiri
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Akhir Semester 1
Mata Kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan
Disusun oleh:
Risnawati
Semester/Ruang : 1/326 (A) Malam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS PAMULANG
2011-2012
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penyusun haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
nikmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen pembimbing dengan mata kuliah Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial. Makalah ini merupakan salah satu upaya dalam memberikan pemahaman
tentang pengembangan keterampilan membaca dalam Imu Pengetahuan Sosial. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini cukup sederhana dan untuk kesempurnaan
makalah ini, kritik dan saran akan sangat berharga guna perbaikan makalah ini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah dalam
penyusunan makalah ini.
Tangerang
Selatan, Oktober 2011
Penyusun
i
Daftar
Isi
Kata Pengantar..................................................................................i
Daftar
Isi...........................................................................................ii
BAB I.
Pendahuluan.....................................................1
1.1.Latar
belakang
Masalah..................................................1
1.2.Rumusan
Masalah...........................................................1
1.3.Tujuan............................................................................1
1.4.Manfaat..........................................................................2
BAB II.
Pembahasan....................................................3
2.1.
Definisi...........................................................................3
2.2. Pengembangan
Keterampilan Membaca dalam IPS.........3
2.3
Kesimpulan.....................................................................7
BAB III.
Penutup.........................................................8
3.1 Daftar
Pustaka................................................................9
3.2 Tanya Jawab
(soal).......................................................10
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan membaca sering kali
kita lakukan dalam waktu luang atau sedang santai, ketika bekerja, ketika
belajar, ketika belanja, di jalan-jalan ketika melihat spanduk-spanduk atau
bacaan lainnya yang memberikan informasi kepada kita dan lain sebagainya. Namun
pernahkah kita menyadari sudah seberapa mahir dan terampil diri kita dalam
menguasai atau memahami bacaan yang
sedang dan sudah kita baca. Maka dari itu kita perlu mengembangkan keterampilan
membaca, meskipun sejak kita duduk di bangku sekolah dasar telah belajar
membaca akan tetapi kita kembali pada hakekat dan tujuan IPS. Salah satu tujuan
IPS adalah untuk mempersiapkan warga negara Indonesia agar dapat berpartisipasi
dalam hidup di masyarakat, baik dalam masyarakat lokal, nasional, maupun
masyarakat dunia. Agar dapat berpartisapasi dalam masyarakat tersebut, seorang
warga perlu memiliki kemampuan berupa pengetahuan ( knowledge ), sejumlah
keterampilan ( skills ), sikap dan nilai ( attitudes and values ) serta
kemampuan berperilaku ( action ) sebagai warga negara. Di sinilah, seseorang
memerlukan keterampilan membaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan
bermasyarakat.
1.2
Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dari
penulisan ini kami dapat memperoleh hasil yang diinginkan, maka penyusun
mengemukakan mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan tersebut adalah
“Pengembangan Keterampilan Membaca dalam IPS”.
1.3
Tujuan
v Tujuan
Pokok:
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
v Tujuan
Dasar:
a. Untuk
menambah pengetahuan tentang membaca.
b. Untuk
mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diterapkan untuk mengembangkan
keterampilan membaca dalam IPS.
1.4
Manfaat
v Mahasiswa
dapat menambah pengetahuan tentang Ilmu Sosial.
v Mahasiswa
dapat mengetahui apa saja yang dimaksud sesuai dengan tema yang dibahas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
Membaca adalah salah
satu keterampilan dalam belajar untuk memperoleh sejumlah pengalaman dan atau
pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu. Salah satu bagian penting dari
aktivitas belajar adalah mengembangkan suatu kesadaran bagaimana belajar itu
terjadi. Dengan kata lain, kita harus membiasakan diri menilai seberapa banyak
kita tahu tentang pokok bahasan yang telah kita ketahui atau pelajari dan
bagaimana kita belajar ketika kita membaca. Kita harus menganalisis diri
sendiri tentang pengetahuan apa yang kita pelajari, analisis ini disebut
metakognisi atau kesadaran metakognitif (metacognitive awareness).
2.2 Pengembangan Keterampilan Membaca
dalam IPS
Pengembangan
yang perlu dipelajari dalam membaca, antara lain:
1. Pengembangan Keterampilan Pemahaman
Memahami
suatu istilah dan atau konsep maka di perlukan keterampilan memahami terhadap
bacaan-bacaan yang ada. James Banks (1990) menyebut kemampuan yang dimaksud
dengan istilah kesadaran metakognitif
yaitu sering diartikan “mengetahui tentang mengetahui” (knowing about
knowing) atau “mengetahui bagaimana untuk mengetahui” (know how to know).
Metakognitif merupakan kesadaran tentang
apa yang harus dilakukan untuk belajar. Dengan kesadaran ini maka memungkinkan
para pembaca berusaha menentukan apakah mereka telah memahami dan kapan.
Kemampuan yang diperlukan agar kemampuan metakognitif ini muncul adalah
kemampuan melakukan kontrol (monitoring) pemahaman terhadap isi bacaan.Banks
(1990) mengemukakan empat langkah untuk memonitoring adalah sebagai berikut:
1) Kita harus mengetahui kapan kita melakukan dan tidak melakukan sesuatu.
2) Kita harus mengetahui apa yang kita ketahui.
3) Kita harus mengetahui apa yang mereka perlukan untuk mengetahui.
4) Kita harus mengetahui kegunaan teknik-teknik yang membantu kita dalam belajar.
Empat langkah dalam memonitoring pemahaman membaca ini sangatlah penting karena kesadaran metakognitif perlu adanya monitoring oleh diri sendiri (self-monitoring) dan evaluasi diri (self-evaluation). Kemampuan membaca dalam IPS perlu keterampilan khusus karena bahan bacaannya yang beragam. Jarolimek & Parker (1993) mengemukakan sejumlah keterampilan membaca dalam IPS, sebagai berikut:
Diharapkan siswa IPS adalah pembaca yang mampu:
1) Kita harus mengetahui kapan kita melakukan dan tidak melakukan sesuatu.
2) Kita harus mengetahui apa yang kita ketahui.
3) Kita harus mengetahui apa yang mereka perlukan untuk mengetahui.
4) Kita harus mengetahui kegunaan teknik-teknik yang membantu kita dalam belajar.
Empat langkah dalam memonitoring pemahaman membaca ini sangatlah penting karena kesadaran metakognitif perlu adanya monitoring oleh diri sendiri (self-monitoring) dan evaluasi diri (self-evaluation). Kemampuan membaca dalam IPS perlu keterampilan khusus karena bahan bacaannya yang beragam. Jarolimek & Parker (1993) mengemukakan sejumlah keterampilan membaca dalam IPS, sebagai berikut:
Diharapkan siswa IPS adalah pembaca yang mampu:
1) Membaca
secara fleksibel.
2) Menggunakan
judul bab dan subbab sebagai alat bantu membaca.
3) Menggunakan
kunci kontekstual untk mendapatkan makna.
4) Menyesuaikan
kecepatan membaca dengan tujuan.
5) Menduga
hubungan sebab-akibat.
6) Menggunakan
bahan referensi, bila perlu, untuk memahami istilah kosa kata penting.
7) Mencari
data.
8) Menggunakan
bagian-bagian buku (seperti indeks, daftar isi, pengantar, dan sebagainya)
sebagai alat bantu membaca.
9) Menunjukkan pilihan.
10) Menempatkan fakta dan menduga ide-ide
utama.
11) Membandingkan
penjelasan satu dengan yang lainnya.
12) Mengenal kalimat-kalimat topik.
13) Menggunakan
keterampilan untuk menemukan bahan kepustakaan.
Membaca
adalah proses berpikir, dan intinya adalah proses memaknai, yakni merekontruksi
makna. Proses pemaknaan ini dilakukan oleh pembaca disesuaikan dengan situasi
dan teks yang dibaca. Dengan demikian, membaca merupakan suatu interaksi antara
pembaca, teks, dan konteks. Membaca sering juga dikatakan sebagai proses
kognitif yang kompleks. Namun, bukan berarti bahwa pekerjaan membaca tidak
dapat disederhanakan. Jarolimek dan Parker menyarankan beberapa keterampilan
membaca isi buku teks, sebagai berikut:
1) Memanfaatkan
beberapa bagian buku-buku.
Bagian-bagian buku
hendaknya dibelajarkan sebagai alat bantu dalam memperoleh informasi. Seperti
indeks, daftar isi, pengantar, dan sebagainya.
2) Mengenali
kalimat-kalimat topik.
Kalimat topik adalah
sesuatu yang penting dalam setiap paragraf karena kalimat ini memberi informasi
tentang apakah paragraf tersebut. Adapun yang harus dipelajari siswa:
(1) Bahwa
kalimat topik memberikan informasi tentang apakah paragraf tersebut,
(2) Bahwa
kalimat lain dalam paragraf hanya menguraikan, menjelaskan atau mendukung
kalimat topik,
(3) Bahwa
kalimat topik biasanya, walaupun tidak selalu, adalah kalimat pertama dalam
suatu paragraf.
3) Memanfaatkan
teknik pengorganisasian buku.
Kita bisa menggunakan
bagian-bagian dalam buku, seperti bab, subbab, peta, chart, gambar, tabel, dan
pendahuluan yang akan membantu pembaca dalam memahami isi bacaan.
4) Memanfaatkan
gambar untuk membantu pemahaman.
Penggunaan alat bantu
visual yang paling luas dalam buku adalah gambar, foto, dan ilustrasi. Ini
digunakan untuk memperoleh realisme, untuk mengungkapkan pemikiran, untuk
mengingat objek yang sebenarnya, singkatnya untuk memberikan pemaknaan dalam
belajar. Upaya ini dilakukan karena kata-kata saja tidak cukup dapat
menyampaikan pesan atau arti secara akurat, tepat, dan cepat seperti gambar. Pesan
yang dibawakan serta materi yang dibahas terdapat sinkronisasi dan sinergisme.
Jarolimek (1993) mengemukakan tujuan mendasar dari pembelajaran dengan
memanfaatkan alat bantu gambar, misalnya, adalah agar pesan yang disampaikan
betul-betul akurat. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa gambar,
foto atau ilustrasi hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan atau
jenjang usia siswa. Dengan kata lain, alat bantu tersebut hendaknya menjadi
media yang dapat mempermudah penyampaian pesan.
2. Pengembangan Keterampilan Vokabuler
Sosial
Vokabuler
atau Vokabularium sosial yang dimaksud di sini adalah semua kata,
perbendaharaan kata atau kosa kata yang biasa digunakan dalam IPS. Rendahnya
penguasaan vokabuler IPS merupakan salah satu penyebab utama rendahnya
pemahaman dan banyaknya kesalahan membaca dalam IPS. Apalagi apabila para
penulis menyuguhkan kata-kata yang dirasakan sulit (asing) bagi para pembaca.
Berikut
ini adalah jenis kata atau istilah vokabuler sosial yang sering muncul dalam
IPS sehingga perlu dikenal.
a.
Istilah teknis, ialah istilah,
kata-kata atau ungkapan asing bagi IPS dan biasanya dijumpai ketika membaca.
Misal: kapitalisme, monopoli, temperatur
dsb.
b. Istilah
figuatif (kiasan), ialah ialah ungkapan yang bersifat metaforis; memiliki
konotasi berbeda dari arti harfiah yang digunakan. Misal: perang dingin, pemimpin tangan besi, politik adu domba dsb.
c. Kata-kata
yang berarti ganda ialah kata-kata yang memiliki ejaan sama, tetapi memiliki
makna berbeda sesuai konteks. Misal: kamar,
kursi, meja hijau dsb.
d. Istilah-istilah
khas untuk suatu wilayah tertentu, ialah ungkapan-ungkapan khusus di suatu
wilayah tertentuyang tidak bisa digunakan di tempat lain. Misal: desa, udik, marga dsb.
e. Kata-kata
sama atau hampir sama pengucapannya, ialah kata-kata yang sama atau hampir sama
baik ucapan maupun penulisannya namun maknanya berbeda. Misal: malang dengan Kota Malang, KKN (Kuliah Kerja
Nyata) dengan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) dsb.
f. Akronim,
ialah, kata-kata singkatan. Misal: OPEC,
ASEAN, DEPDIKNAS dsb.
g. Istilah-istilah
penjumlahan, ialah kata-kata atau istilah yang menunjukan jumlah waktu, ruang,
atau objek. Misal: tak lama kemudian,
abad, windu, beberapa tahun kemudian dsb.
Menurut
Jarolimek & Parker (1993) strategi tepat untuk mengembangkan vokabuler
adalah dengan cara menuliskan kata-kata atau istilah kunci pada suatu kalimat
dan mendiskusikannya.
Salah
satu keterampilan yang sangat berguna dalam membaca buku IPS adalah penggunaan “clue” (petunjuk) dalam konteks.
Memperoleh pengertian melalui konteks sangatlah penting dan banyak manfaatnya
karena dengan memaknai konteks maka para siswa atau pembaca akan berlatih secara
nalar. Proses mengkombinasikan kata atau istilah baru yang telah diketahui
artinya dengan cara menyusun sehingga membentuk kata baru dan memaknainya
merupakan teknik yang membantu memperkaya vokabuler. Memperoleh pengertian
melalui konteks sangatlah penting dan banyak manfaatnya karena memaknai konteks
maka para siswa pun akan berlatih membaca secara nalar. Teknik ini sangat
berbeda dengan mengartikan kata demi kata secara lepas, tidak dalam konteks.
Glosarium tidak memberikan arti kata dan istilah yang sesuai dengan konteks
sehingga terjadinya keterbatasan dalam memperkenalkan arti kata dan istilah
baru.
Untuk
meningkatkan keterampilan dan kemahiran dalam memahami vokabuler sosial
hendaknya kita belajar menggunakan berbagai sumber acuan atau referensi.
Kegunaan acuan atau rujukan bukan tergantung pada ketersediaannya, tetapi juga
pada kemampuan kita memanfaatkannya karena ada beberapa jenis referensi yang
memiliki kegunaan yang bersifat multifungsi yang bisa dimanfaatkan secara
efisien.
Referensi
atau bahan rujukan yang biasa digunakan dalam belajar IPS dapat
dikelompokkan atas beberapa jenis:
Buku, meliputi:
·
Buku teks
·
Buku bacaan tambahan
·
Buku bergambar
·
Biografi
·
Fiksi sejarah
Referensi khusus, mencakup:
·
Ensiklopedia
·
Peta dan Globe
·
Atlas
·
Kamus
·
Almanak dunia
·
Chart dan grafik
·
Buku tahunan
·
Lembaran negara
Bahan-bahan serbaneka, antara lain:
·
Buku atau koran iklan
·
Majalah
·
Resep makanan
·
Buku telepon dan petunjuk
·
Buku panduan pariwisata
2.3 Kesimpulan
Membaca adalah salah satu keterampilan
dalam belajar untuk memperoleh sejumlah pengalaman dan atau pengetahuan, sikap
dan keterampilan tertentu. Membaca adalah proses berpikir, dan intinya adalah
proses memaknai, yakni merekontruksi makna. Membaca sering juga dikatakan
sebagai proses kognitif yang kompleks. Namun, bukan berarti bahwa pekerjaan
membaca tidak dapat disederhanakan. Untuk dapat menjadi warga negara yang bisa
berpartisipasi dalam masyarakat maka perlu adanya pembelajaran pengembangan
keterampilan membaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat.
Adapun pengembangan keterampilan yang perlu dipelajari dalam membaca, antara
lain:
1.
Pengembangan Keterampilan Pemahaman
Yaitu
melalui proses kesadaran (metakognitif) dengan cara melakukan kontrol
(memonitoring) pemahaman terhadap isi bacaan. Kesadaran metakognitif ini
memerlukan adanya monitoring oleh diri sendiri (self-monitoring) dan evaluasi
diri (self-evaluation).
2.
Pengembangan Keterampilan Vokabuler
Sosial
Vokabuler
di sini maksudnya adalah semua kata, perbendaharaan kata atau kosa kata yang
biasa digunakan dalam IPS. Dikembangkan dengan mengelompokkan jenis vokabuler
dan melalui proses penggunaannya dalam
konteks bukan dengan glosarium saja.
Jarolimek
dan Parker menyarankan beberapa keterampilan membaca isi buku teks, sebagai
berikut:
a. Memanfaatkan
beberapa bagian buku-buku.
b. Mengenali
kalimat-kalimat topik.
c. Memanfaatkan
teknik pengorganisasian buku.
d. Memanfaatkan
gambar untuk membantu pemahaman.
Dengan pembelajaran pengembangan keterampilan
membaca tersebut, dapat membantu kita berpartisipasi lebih baik di dalam
masyarakat luas.
BAB
III
PENUTUP
Demikian yang dapat penyusun
paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penyusun banyak berharap para
pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun
demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan - kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penyusun pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Tangerang
Selatan, Oktober 2011
Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
·
Supriyadi M. Ed Prof. Dr. Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial
2.4 Tanya Jawab
Soal/Pertanyaan:
1. Apa
yang dimaksud dengan membaca?
2. Mengapa
kita harus mengembangkan keterampilan membaca?
3. Sebutkan
dan jelaskan pengembangan keterampilan apa saja yang perlu dipelajari dalam
membaca!
4. Apa
yang dimaksud dengan istilah kesadaran metakognitif dan jelaskan bagaimana
kesadaran ini bisa terjadi?
5. Bagaimana
keterampilan belajar untuk meningkatkan kemampuan membaca menurut Jarolimek
& Parker? Jelaskan!
6. Sebutkan
hal apa saja yang harus dipelajari siswa dalam mengenali kalimat-kalimat topik!
7. Sebutkan
dan jelaskan jenis-jenis vokabuler sosial!
8. Apa
yang dimaksud dengan pengertian ‘keterampilan vokabuler melalui penggunaan konteks’
dan ‘keterampilan vokobuler melalui glosarium’?
9. Jelaskan
mengapa memperoleh pengertian melalui konteks lebih mudah membantu memperkaya
vokabuler dibandingkan melalui glosarium!
10. Kemampuan
apa saja yang diharapkan dapat diperoleh siswa IPS dalam mempelajari
pengembangan keterampilan membaca?
11. Sebutkan
langkah-langkah untuk memonitoring terhadap isi bacaan menurut Banks!
Jawaban:
1. Membaca
adalah salah satu keterampilan dalam belajar untuk memperoleh sejumlah
pengalaman dan atau pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu.
2. Karena agar kita ( Warga Negara Indonesia ) dapat
berpartisipasi dalam hidup di masyarakat, baik dalam masyarakat lokal,
nasional, maupun masyarakat dunia. Tentunya agar dapat berpartisapasi dalam
masyarakat tersebut, seorang warga perlu memiliki kemampuan berupa pengetahuan
(knowledge), sejumlah keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and
values) serta kemampuan berperilaku (action) sebagai warga negara. Oleh karena
itu kita perlu mengembangkan keterampilan membaca tentang hal-hal yang
berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat.
3. Pengembangan
Keterampilan yang perlu dipelajari dalam membaca, antara lain:
a. Pengembangan
Keterampilan Pemahaman
Yaitu melalui proses kesadaran
(metakognitif) dengan cara melakukan kontrol (memonitoring) pemahaman terhadap
isi bacaan. Kesadaran metakognitif ini memerlukan adanya monitoring oleh diri
sendiri (self-monitoring) dan evaluasi diri (self-evaluation).
b. Pengembangan
Keterampilan Vokabuler Sosial
Vokabuler di sini maksudnya adalah semua
kata, perbendaharaan kata atau kosa kata yang biasa digunakan dalam IPS.
Dikembangkan dengan mengelompokkan jenis vokabuler dan melalui proses
penggunaannya dalam konteks bukan dengan
glosarium saja.
4. Metakognitif yaitu sering diartikan “mengetahui tentang
mengetahui” (knowing about knowing) atau “mengetahui bagaimana untuk
mengetahui” (know how to know). Metakognitif
merupakan kesadaran tentang apa yang harus dilakukan untuk belajar.
5. Keterampilan
membaca menurut Jarolimek & Parker:
a. Memanfaatkan
beberapa bagian buku-buku.
Bagian-bagian buku
hendaknya dibelajarkan sebagai alat bantu dalam memperoleh informasi. Seperti
indeks, daftar isi, pengantar, dan sebagainya.
b. Mengenali
kalimat-kalimat topik.
Kalimat topik adalah
sesuatu yang penting dalam setiap paragraf karena kalimat ini memberi informasi
tentang apakah paragraf tersebut
c. Memanfaatkan
teknik pengorganisasian buku.
Kita bisa menggunakan
bagian-bagian dalam buku, seperti bab, subbab, peta, chart, gambar, tabel, dan
pendahuluan yang akan membantu pembaca dalam memahami isi bacaan.
d. Memanfaatkan
gambar untuk membantu pemahaman.
Penggunaan alat bantu
visual yang paling luas dalam buku adalah gambar, foto, dan ilustrasi. Ini
digunakan untuk memperoleh realisme, untuk mengungkapkan pemikiran, untuk
mengingat objek yang sebenarnya, singkatnya untuk memberikan pemaknaan dalam
belajar.
6. Yang
harus dipelajari siswa dalam mengenali kalimat-kalimat topik:
a. Bahwa
kalimat topik memberikan informasi tentang apakah paragraf tersebut,
b. Bahwa
kalimat lain dalam paragraf hanya menguraikan, menjelaskan atau mendukung
kalimat topik,
c. Bahwa
kalimat topik biasanya, walaupun tidak selalu, adalah kalimat pertama dalam
suatu paragraf.
7. Jenis-jenis
vokabuler sosial:
a. Istilah
teknis, ialah istilah, kata-kata atau ungkapan asing bagi IPS dan biasanya
dijumpai ketika membaca.
b. Istilah
figuatif (kiasan), ialah ialah ungkapan yang bersifat metaforis; memiliki
konotasi berbeda dari arti harfiah yang digunakan.
c. Kata-kata
yang berarti ganda ialah kata-kata yang memiliki ejaan sama, tetapi memiliki
makna berbeda sesuai konteks.
d. Istilah-istilah
khas untuk suatu wilayah tertentu, ialah ungkapan-ungkapan khusus di suatu
wilayah tertentuyang tidak bisa digunakan di tempat lain.
e. Kata-kata
sama atau hampir sama pengucapannya, ialah kata-kata yang sama atau hampir sama
baik ucapan maupun penulisannya namun maknanya berbeda.
f. Akronim,
ialah, kata-kata singkatan.
g. Istilah-istilah
penjumlahan, ialah kata-kata atau istilah yang menunjukan jumlah waktu, ruang,
atau objek.
8. Keterampilan
vokabuler melalui penggunaan konteks: Proses mengkombinasikan kata atau istilah
baru yang telah diketahui artinya dengan cara menyusun sehingga membentuk kata
baru dan memaknainya.
Keterampilan vokobuler melalui
glosarium: mengartikan kata demi kata secara lepas, tidak dalam konteks.
9. Karena
memaknai konteks maka para siswa pun akan berlatih membaca secara nalar. Teknik
ini sangat berbeda dengan mengartikan kata demi kata secara lepas, tidak dalam
konteks. Glosarium tidak memberikan arti kata dan istilah yang sesuai dengan
konteks sehingga terjadi keterbatasan dalam memperkenalkan arti kata dan
istilah baru.
10. Diharapkan
siswa IPS adalah pembaca yang mampu:
a. Membaca
secara fleksibel.
b. Menggunakan
judul bab dan subbab sebagai alat bantu membaca.
c. Menggunakan
kunci kontekstual untk mendapatkan makna.
d. Menyesuaikan
kecepatan membaca dengan tujuan.
e. Menduga
hubungan sebab-akibat.
f. Menggunakan
bahan referensi, bila perlu, untuk memahami istilah kosa kata penting.
g. Mencari
data.
h. Menggunakan
bagian-bagian buku (seperti indeks, daftar isi, pengantar, dan sebagainya)
sebagai alat bantu membaca.
i.
Menunjukkan pilihan.
j.
Menempatkan fakta dan menduga ide-ide
utama.
k. Membandingkan
penjelasan satu dengan yang lainnya.
l.
Mengenal kalimat-kalimat topik
m. Menggunakan
keterampilan untuk menemukan bahan kepustakaan.
11. Empat
langkah untuk memonitoring menurut Banks adalah sebagai berikut:
a. Kita
harus mengetahui kapan kita melakukan dan tidak melakukan sesuatu.
b. Kita
harus mengetahui apa yang kita ketahui.
c. Kita
harus mengetahui apa yang mereka perlukan untuk mengetahui.
d. Kita
harus mengetahui kegunaan teknik-teknik yang membantu kita dalam belajar.
Posting Komentar